Sabtu, 17 Juli 2010

Percakapan

maka dengan begitu, aku sadar
percakapan kecil ini menyadarkan aku
maka jika kita sama, tentu Allah akan membersamakan kita
dan terjawab
sudah tidak khawatir lagi sekarang...

Engkau dan Aku

Ya Allah, bagaimana jika waktuku habis lalu aku belum mampu mempertanggungjawabkan usia?
Ya Allah, bagaimana jika waktu berhenti ketika masih saja aku sibuk dengan dunia?
Ya Allah, bagaimana jika nikmat hidup dalam iman Islam ini seketika Kau renggut ketika aku sedang lalai?
Adakah segala amal yang pernah kubuat sia-sia?
Atau memang sepanjang jalanku tak pernah aku berbagi hingga tersia?
Hanya secuil ingatku, itu pun diselai sombong nan riya.
Tak ada apa-apanya aku, Ya Allah.
Aku takut.
Dua puluh tiga. Apa yang sudah kubuat selama itu?
Tidak ada.
Bahkan setiap detik yang kadang tak pernah kusadar, adalah kesempatanku telah ikut terbuang.
Sementara satu ayatMu pun tak ada yang aku mengerti.
Aku buta, Ya Allah. Buta dalam segala.
Mataku buta, tak pernah bisa melihat bahwa yang kupunya adalah nikmatMu yang sudah lebih dari cukup.
Telingaku tuli, tak pernah kugunakan untuk mendengar ayatMu dalam menentukan pilihan.
Lidahku mati dalam kelu, tak pernah kugunakan untuk melafazkan asmaMu dengan santun dan penuh sungguh.
Otakku tumpul, tak pula kugunakan untuk mengukur kebesaranMu yang tak pernah bisa untuk diukur.
Apa lagi?
Seluruh ragaku mati.
Semua yang ada padaku terbuang.
Tapi kumohon, jangan butakan hatiku.
Agar aku bisa tetap merasakanMu 'di sini' tanpa terlihat atau tersentuh makhluk selain aku.

Kita Berdua

perkara ini begitu mudah
hanya perlu duduk lalu berbicara
berdua saja
meluapkan isi kepala dengan balutan kasih dari hati
maka selesailah
tapi itu tidak akan pernah terjadi
aku disini
kau disana
ada jarak sederhana yang menjadi dinding
namun, pertemuan bukanlah yang utama
sampaikanlah saja melalui cara apapun
maka aku akan mendengar dan memegangnya...

Dandelion

tidak ada alasan
hanya ingin bisa bersamamu
itu saja
dan kapan?
seperti terbang tinggi tapi tidak ada yang dituju
seperti tenggelam di lautan yang tanpa dasar
tak berarah
dimana? kau dimana? di tempatmu dan tak beranjak temui aku
sadarkah kau membuatku rindu, lemah, sesak, ingin bersamamu selalu..

Telinga Ini

adakah di sela sibukmu terselai namaku?
akankah di antara waktu singkatmu terseliakan waktu untukku?
kau ada. aku sadar itu
tapi kau pun tidak ada. yang ini lebih aku sadari lagi
aku memanggil namamu
terdengarkah?
kapan giliranku?
atau aku memang tidak pernah ada didirimu, dihidupmu, di hatimu?
cinta
bukan itu tujuanku
segala yang dirasa adalah nafasmu
meski tak pernah kudengar itu

Lagi...

mulai
seperti yang sudah sebelumnya
aku dihempas
harus bagaimana ini?
lepas dan ikhlas sajakah?
begitu lagi?
terulang lagi..
aku kecewa
padamu beruntung aku tidak mewujudi hingga beriringan

Akan Kemana?

rih ini tidak mampu
ada lelah, aku menyerah
kau begitu sombong

argh!
aku hilang arah
kau membuatku hilang arah
aku menuju sesuatu
tapi kau membuatku berhenti dan entah apa selanjutnya
aku membencimu
sangat membencimu

aku menuju sesuatu
tapi kamu membuatku terhenti dan hilang arah
aku benci, dan aku begitu membenci kamu'titik'