Jumat, 25 Juni 2010

Kunang-kunang

(menunggu 2nd half svn-eng)
aku dibuang. lagi.
kenapa?
menyebalkan sekali. coba rasakan jadi sampah. hmm, tidak nyaman.
percayakah?
pagi ini, ketika aku buka mata dan melihat ke samping kananku,
aku melihat sesuatu berkelip lembut, lemah, dan perlahan sekali.
kudekati dengan setengah mengantuk.
percayakah? apa yang aku temui?
kunang-kunang. seekor saja.
Subhanallah.. masuk lewat mana? ko' bisa?
nyata!
biasa kutemui di sela hamparan rumput pemakaman, lalu tiba-tiba ada di kamarku.
lalu hinggap manis di atas sajadahku di dini ini. dalam qiyamul lail yang sangat tidak khusyuk.
lengkap. penuh sudah.
ingin tertawa saja. kututup dengan senyum. berakhir.
ada. titik.
:)
untaian di dini 23 juni yang masih biru di laut

Kamis, 24 Juni 2010

Sudah Tidak Ada Kau Lagi

ahmad nurdin

rumput ini kau basahi
jiwa ini perlahan kau cemari
sempat kau catatkan sebuah perjalanan untuk aku
sempat kau beri sedikit ruang untuk 'kita'
cepat sekali, singkat sekali
tapi bekas ini mendalam
membuat selalu takut untuk memulai
bahkan kau membuat aku takut akan satu sisi yang lain

kau, tega buang aku..

Senin, 21 Juni 2010

Adalah Aku Yang

aku adalah pejuang
aku tidak mengenal kata menyerah atau putus asa
meski barangkali sesekali kau temui aku duduk diam tak berarah

aku adalah petarung
aku tidak akan berusaha merebut senyum milik siapa pun
karena sekelilingku adalah yang harus aku jaga

aku adalah hebat
maka takkan pernah kau lihat aku jatuh atau kalah
namun jelas aku akan selalu mengalah seperti biasanya

aku ini lemah
aku ini penerima segala
aku penurut, selalu belajar sebisa mungkin untuk tidak menuntut
lakukan apapun yang ingin kau lakukan
kerjakan segala yang ingin kau selesaikan

karena aku adalah pejuang, petarung, hebat, dan aku pulalah yang punya air mata (tapi jelas aku tidak cengeng)
maka aku bersyukur, untuk segala di hari ini :)

Mu

teduhnya dirimu
rimbunnya jiwamu
hangatnya sambutan senyummu itu
adakah hanya untuk aku?
nikahi aku untuk aku
itu saja

Untuk

sayang, apa kabar?
kau sibuk sekali

aku rindu
kapan kau datang temui aku?

kapan itu selesai?
jangan lupa, aku masih menunggumu

Dia Lugu

dia begitu lugu
dan malu
sampai-sampai beselimut hujan
diputuskan untuk diam saja
tak lagi berkomentar, apapun
bukan mundur, hanya ingin dijemput

dia begitu lugu
dan malu
hingga terjebak nafsu yang tak terkendali
maka ditanamkan untuk kembali berhening
dan ini hanya media
jelas, pasti dia tinggalkan

dan dia adalah

Topeng

ini aku tanpa topeng
tak beralas
menggigil tanpa arah tak bertepi
maka kini ini yang terkuak
aku adalah batas nyata dan maya yang enggan pergi
masih bertahan disini dengan doa kuat menguatkan

semoga ternyata ada kekal antara jalinan ini yang tak jelas
hanya aku berharap kita bersama, selamanya

Hujan, Mengingatkan

kembali belajar
bahwa tidak pernah ada ciptaan Nya yang tersia
maka ini menjadi bangkit, menyingkirkan akut sesal dalam itu

udara malam menjadi begitu bersahabat
dan aku bersyukur untuk setiap hujan yang mengingatkan

Rabu, 09 Juni 2010

Marhaban, Robb

setiap hariku adalah gelap malam yang begitu tenggelam
entah ini permainan seperti apa?
hanya semua terasa begitu rapuh tanpa sandaran
setiap waktuku adalah kedalam laut yang hitam tanpa udara, tersesat
padahal jelas yang kutuju adalah Mu
tiada lain selain diri Mu
rahim Mu
dalam hitam ini, aku sedang belajar membuka mata, menghapus kebutaan akan dunia, menempa rangkaian kunci-kunci menuju keabadian Mu (akhirat Mu)

aku
kenapa selalu saja kata aku?
padahal begitu banyak makhluk selain aku di sekeliling

aku
kenapa hanya itu saja yang ada dalam otakku?
padahal ada banyak pihak yang menuntunku bertutur tentang keagungan Mu?

egoiskah, Robb?
padahal surga Mu begitu luas tak terbatas
padahal nikmat Mu begitu melimpah_ruah
padahal rezeki Mu tak pernah putus menghidupiku

selamat datang Allah dalam ruang terluas di hatiku
marhaban ya Robb, kini semua yang ada didiriku adalah ladang hijau penerimaan atas segala ketetapan Mu
dan doa ini kini kembali bersenyum...

(meski pasti masih akan
tetap ada malam-malam berhujan)


Selasa, 08 Juni 2010

Maka Diamlah, Aku

tersesat
sedikit sekali yang kumengerti
sementara yang harus kulewati masih begitu banyak

mendengar air
samar di antara siluet yang sebagian telah memudar

ini kutahan sekuatku
berharap akan menjadi abadi, selamanya
namun, tentu ada penghentian yang tidak akan terelak
maka diamlah, aku

Bukan

seputih ini
dan sebening ini
tak ada lagi yang kuinginkan dari segala yang hanya materi
meleburkanmu dalam dera ini bukanlah keputusan bijak
maka biar Allah yang ambil keputusan bagimu bagiku, bagi baik di antara semua

mereka langit tanpa alas
mengikuti alir takdir
bersimbah lara dengan hantaran senyum melimpah

aku hanya angin
maka aku hanya lalu saja di wajahmu
hapuslah aku semampumu
larilah sejauh mungkin kau bisa
pesakitanku akanmu sudah selesai..