Minggu, 17 Oktober 2010

Tidak Tahu

Tidak tahu, hanya saja setiap kali mendengar rinai hujan itu menyentuh dan rebah pasrah pada tanah, aku tenang.

Tidak tahu, sekali pun lelah ini tidak berkesudahan menjajah dan menggerus sebagian luangku, aku tidak mau berhenti, aku bertahan.

Tidak tahu, namun manakala duduk di sini sembari mengambil banyak gambar awan dari segala penjuru, aku lepas.

Tidak ada pilihan lain, tidak tahu, hanya kadang aku sering lepas kendali untuk melakukan hal-hal yang aku sendiri tak sadar kenapa pada akhirnya aku lakukan. Menjejali 'jangan sedih' pada jiwa yang sedih, sungguh tidak mudah.

Aku maklum. Kumaklumi. Kukatakan, percayalah, sekali pun tak punya sinar, tetap indah. Percayalah, aku tak pernah gelisah, sadar_sabar. Segala. Takkan terbakar menjadi abu.

Aku tidak mau sendiri. Aku tidak suka sendiri. Dan beruntung ada radio dan music player.

Tidak tahu, perlahan, pasti, mengalir, menusuk melalui celah, Terikat, hingga gila.

Tidak tahu. Aku tidak tahu. Tidak tahu. Hanya saja, aku rindu alter egoku. Aku kesepian. Dan selalu saja, selalu aku yang tersendiri. Asing, bahkan bagi diriku sendiri.

Alhamdulillah, Allah Maha Melihat... :)

Kosong

Dia, berhasil tingal disini dalam rentang waktu yang tidak bisa kutawar
Tidak tahu harus menjawab apa atas setiap pertanyaan heran sekeliling

Aku mencintainya
Dan tidak mengharapkan dia mencintaiku, adalah caraku mencintainya

Semusim

Kau bilang belum pantas
Lalu apa yang pantas buatku sekarang?
Kau menyebalkan
Dan tiba-tiba aku begitu membencimu
Aku berhenti bernafas
Aku mati
Bumi, telanlah aku...

Hujan Ini Milik Kita

Jangan menangis, sayang
Ada aku bersamamu menemani
Biarkan saja bungamnu itu berlalu dengan caranya
Buatku, kau adalah kau saja
Pegang tanganku, sayang
Kita adalah satu sekarang

Kangen

Robb, dia itu siapa? Aku tidak mengenalnya. Dia itu orang asing. Tapi aku merasa begitu terikat dengannya. Nyaman.
Robb, rasa ini apa? Aku tidak megerti. Dia membuatku rindu. Rindu sekali. Sampai aku aku tidak mampu menahan. Dan aku hampir manangis merasai ini.

Sajak Senja Untukmu

Dalam hujan yang menghapus segala hari ini, aku ingin
Tapi akulah yang telah mati
Kujaga semua untukmu, untuk kita
Seperti katamu kemarin, 'sudah tidak ada aku lagi...' dan tulus dalam hati aku bersenyum, 'tapi kita...'